Masyarakat kita terbiasa dengan budaya sombong??…

lidah orang sombongMasa depan terlihat sedikit cerah, seperti sang surya terbit dari barat,  kapan sang surya akan menerangi, sehingga tampak bumi ini kan terang benderang menyongsong masa depan. Masa depanku sedikit cerah namun kapan saya harus menunggunya, apakah saya hanya bisa menjalani saja dan bersabar,  seperti fatwa al qur’an dan al hadish, insyaallah begitu.

Namun menunnggu itu adalah pekerjaan yang membosankan dan melelahkan, mestinya kita harus berusaha semaksimal mungkin untuk mendapatkan apa yang kita raih. Padahal orang kuliah belum tentu punya masa depan yang bagus kan??? Sementara kita syukurri apa yang telah kita dapat hingga saat ini, sambil kita terus berjuang sebaik mungkin untuk meyongsong masa depan kita yang lebih baik.

Dalam budaya keluarga kita sekarang terbentuk kesombongan dan keangkuhan, padahal semua itu terkadang justru membawa petaka pada keluarga kita. Kebutuhan sekunder menjadi proritas paling utama, namun kita juga tidak menyalahkannya, karena masyarakatnya mendorong untuk itu. Jika kita tidak ikut dalam arus tersebut maka kita akan di cap orang yang hina dihadapan orang-rong yang sombong dan angkuh.  keluarga kita akan di cemo’oh dan di hina miskipun tak langsung dihadapan kita, dalam istilah jawa “ngernneng’i” membicarakan kekurangan orang lain. Dalam agama jelas bahwa hal tersebut dilarang, apalagi kita sebagai orang muslim.

Pernah keluarga saya di cemo’ah, dan dianggap hina ( menurut saya ) mendengar dari telinga-ketelinga sangat menyakitkan hati saya. Bagaimana perasaan kita, jika orang tua kita di anggap remeh oleh keluarga orang lain, betapa sakitnya hati saya mendengar hal tersebut.

Namun semua itu saya anggap sebagai motifasi, agar saya dapat meninggikan derajat orang tua saya. Saya bertekat untuk berjuang keras supaya keluarga saya tidak di remehkan oleh orang lain. Akan selalu ku ingat moment itu jika saya sedang down, sehingga saya kembali bangkit dan pantang menyerah dalam menjalani kehidupan ini.

Apa yang membuat orang terpandang di mata manusia?? hanya kekayak’an lah jawabnya, namun dihadapan allah lain ceritanya, dihadapan allah hanya memandang nilai ibadahnya selama di dunia. Tahukah kau hai orang-orang yang sombong akan hartamu, bahwa penghiana’anmu itu sungguh sangat menyakitkan hatiku dan keluargaku. kan kutunjukan keberanianku …

Ya allah bimbingkah hambamu ini untuk selalu ingat kepadamu dan rosulmu… ya allah angkatlah derajatku dan derajat keluargaku… amin….

Tinggalkan komentar